MAKALAH MENGENAI
GIGI INSISIVUS
DI SUSUN OLEH:
1. AGUNG PERMANA
2. DAMAD
3. JAKSI LASUMA
4. LISA PUTERI
PERTIWI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang GIGI INSISIVUS. Dan juga kami berterima kasih
pada Ibu dini selaku Dosen mata kuliah Teknik Radiofotografi.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai gigi insisivus. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai gigi insisivus. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Kelomok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................... ii
BAB 1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................................................... 1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN.................................................................................................................... 2
1.4 MANFAAT.......................................................................................................................................... 2
1.5 RUANG LINGKUP.............................................................................................................................. 2
BAB II ISI.............................................................................................................................................................. 3
2.1 PENGERTIAN MORFOLOGI GIGI....................................................................................................... 3
2.2 BENTUK GIGI DESIDUI...................................................................................................................... 3
2.2.1 INSISIVUS
PERTAMA BAWAH KIRI................................................................................... 4
2.2.2 INSISIVUS
KEDUA BAWAH KIRI....................................................................................... 4
2.3 PEMERIKSAAN INSISIVUS RAHANG BAWAH KIRI.......................................................................... 4
2.4 KELAINAN PADA GIGI...................................................................................................................... 5
2.4.1 KELAINAN
PADA GIGI....................................................................................................... 6
BAB III ISI DAN PEMBAHASAN........................................................................................................................... 7
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................................... 8
4.1 KESIMPULAN..................................................................................................................................... 8
4.2 SARAN................................................................................................................................................ 8
4.2.1.1 RADIASI............................................................................................................................ 9
4.2.1.2 ALAT DAN
BAHAN........................................................................................................... 9
4.2.1.3 MENJAGA
KEBERSIHAN.................................................................................................. 9
4.2.2 LAMANYA
PEMERIKSAAN................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Morfologi
sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang bentuk gigi penting untuk
dipelajari mahasiswa. Dimana dengan mempelajari tentang gigi mahasiswa ATRO
PERSADA NUSANTARA (Jurusan Teknik Radiodiagnostik & Radioterapi) dapat
mengetahui morfologi gigi, letak gigi incicivus kiri bawah, dapat melakukan
pemeriksaan dental, serta kelainan-kelainan bentuk gigi yang ada.
Pesatnya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta perkembangan sosial budaya
mengakibatkan tinggi angka kecelakaan, pembunuhan dan peristiwa-peristiwa lain
yang kadang-kadang mengakibatkan kesulitan dikenalinya korban
tersebut. Di lain
pihak adanya tuntutan untuk segera dilakukan nya identifikasi secara tepat pada
korban tersebut. Dan salah satu identifikasi yang paling penting adalah umur.
Penentuaan umur dapat di lakukan dengan pemeriksaan penutup sutura, inti
penulangan, penyatuan tulang serta pemeriksan gigi.
Penggunaan
gigi sebagai identifikasi memberikan keuntungan dikarenakan sifat gigi yang
keras dan tahan terhadap cuaca, kimia, maupun trauma selain itu gigi manusia
mempunyai sifat diphypodensi dimana setiap gigi mempunyai konfigurasi dan relief
yang berbeda dan perubahan yang terjadi karena umur atau proses
patologis/intervensi pada gigi dapat menjadi informasi lain.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, ialah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari morfologi gigi?
2. Dimana letak gigi incicivus bawah?
3. Bagaimana pemeriksaan dental incicivus kiri bawah?
4. Apa saja kelainan pada gigi?
1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
Untuk memberikan informasi tentang gigi incicivus
agar mahasiswa mampu mengetahui anatomi gigi incisivus rahang bawah, formulasi
gigi permanent dan prosedur pemeriksaan gigi incicivus dengan baik dan benar.
1.4 MANFAAT
Untuk menambah pengetahuan mengenai
gigi insisivus,agar mahasisiwa bisa membedakan anatara gigi insisivus dengan
gigi lainnya
1.5. RUANG LINGKUP
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pemeriksaan
dental bagi tenaga medis ataupun calon tenaga medis khususnya dalam bidang
radiodiagnostik dan radioterapi.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Morfologi Gigi
Morfologi gigi adalah ilmu yang mempelajari bentuk
gigi. Bentuk gigi sangat bermacam-macam dengan fungsi dan letak
masing-masing. Menurut masa pertumbuhan gigi manusia morfologi gigi dibagi
menjadi 2 yaitu, Morfologi gigi Decidui (Gigi susu) dan morfologi gigi
permanent.
2.2 Bentuk-bentuk Gigi Desidui
Gigi
desidui terdiri atas 4 bagian, yaitu :
1.
Gigi
Incicvus Atas
2.
Gigi
Incicivus Bawah
3.
Gigi
Kaninus
4.
Gigi
Molar
Gambar & keterangan gigi bagian kiri
Disini kami akan membahas gigi incicivus bawah yang
terdiri dari :
2.2.1. Incicivus Pertama Bawah (Kiri)
Incicivus pertama bawah adalah
gigi pertama di rahang bawah, kanan atau kiri dari garis tengah/median. Pada
umumnya, gigi ini adalah gigi paling kecil dalam lengkung gigi. Lebar koronanya
sedikit lebih besar dari setengah ukuran mesio-distal Insisivus pertama atas,
tetapi lebar labio-lingualnya hanya lebih kecil 1mm. Perbaikan tidak mudah
dilakukan pada gigi ini, tetapi untungya, gigi ini jarang sekali perlu
diperbaiki. Akarnya, satu, sempit mesio-distal, panjang akar hampir sama dengan
Insisivus pertama atas dan apeksnya bengkok ke distal.
2.2.2. Incicivus Kedua Bawah (Kiri)
Incicivus kedua bawah
adalah gigi kedua dari garis median. Karena gigi ini membantu Incicivus pertama
dalam tugasnya. Maka bentuk fungsionalnya sama. Pada umunya bentuknya mempunyai
persamaan yang nyata dengan Incicivus bawah, hanya ukurannya lebih besar, dan
daerah kontak distal lebih rendah agar dapat berkontak baik dengan gigi C bawah
serta edge insisal miring ke distal dan tidak tegak lurus pada
garis yang membagi korona labio-lingual, seperti dapat terlihat pada
Incicivus bawah.
2.3 Pemeriksaan Incicivus Rahang Bawah (Kiri)
Prosedur
pemeriksaan :
-
setelah mengatur faktor eksposi, maka pasien dipersilahkan duduk
dan diatur posisinya
-
atur kepala pasien hingga lower occlusal plain sejajar bidang lantai
- pasien
diinstruksikan untuk membuka mulut
-
lalu film dental dimasukkan kedalam mulut pasien dengan posisi memanjang pada
pertengahan gigi insicivus yang diperiksa
-
lalu perintahkan pasien untuk menahan posisi film yang sudah diatur tersebut
dengan menggunakan jari telunjuk yang berlawanan dari sisi yang diperiksa
-
kemudian penyudutan tabung yang telah diatur sebelumnya diarahkan pada gigi
yang diperiksa
Central Ray (CR)
25-30 cranially
Central Point (CP)
Sinar
disentrasikan pada simfisis menti
Kriteria Gambar
Tampak
jelas gambaran gigi insicivus rahang bawah yang diperiksa tanpa terjadi
elongation, foreshortening ataupun distorsi.
2.4 Kelainan Pada Gigi
a. ANODONTIA
Kelainan tidak adanya gigi yg
di sebabkan oleh gangguan atau kerusakan Lamina Dental
selama tahap awal pembentukan embrio. Bila seluruh gigi tidak ada disebut
Anodonsia Total, biasanya disertai kelainan ektodermal lain seperti tidak
adanya kuku dan rambut. Apabila gigi yg tidak ada hanya sebagian disebut
Anodonsia Sebagian, Hypodonsia, atau Oligodonsia.
Kasus
yang sering di jumpai:
~ Incisivus
lateral decidui dan incisivus central, lateral bawah decidui
( 0,1%-0,7% dari seluruh anak)
~ Incisivus
lateral, premolar dua dan molar tiga permanent kasusnya 3%-10% dari jumlah anak.
b. SUPERNUMERARY
Supernumerary
disebabkan karena berlanjutnya pembentukan benih gigi atau karena proliferasi
sel yg berlebihan(gigi berlebih cenderung menurun dalam satu keluarga). Bentuk
umumnya merupakan duplikat dari gigi disebelahnya. Bila terletak di regio
insisivus dan caninus disebut Mesiodent, dan bila terletak
di regio molar disebut distomolar atau paramolar.
2.4.1 KELAINAN
STRUKTUR GIGI
1.
Konkresen (Concrensense) adalah menyatunya
sementum dua buah gigi yg bersebelahan karena trauma atau lokasi benih yg salah
selama pembentukan akar.
2.
Fusi (Fusion) adalah dua buah gigi yg
menyatu karena Lamina Interdentalnya tidak berkembang atau karena sebab genetik
autosomal dominan.
3.
Geminasi adalah gigi dgn satu akar tetapi
memiliki dua mahkota (terlihat spt gigi kembar) disebut jugagemination teeth atau conate
teeth. Penyebabnya invaginasi bakal gigi, faktor lokal, sistemik, atau
genetik.
4.
Evaginasi Gigi adalah gigi dgn cusp berlebih dan
berbentuk tidak normal, disebabkan hyperplasia lapisan Ektomesenkim atau faktor
genetik.
5.
Invaginasi Gigi ( Dens Indente), secara
klinis terlihat sebagai tonjolan didaerah cingulum gigi incisivus disebabkan
terselubungnya organ enamel diantara mahkota gigi. Sering terjadi pd incisivus
lateral atas dan bawah.
6.
Dilaceration, akar gigi membengkok tajam, antara 45º s/d
90º.
7.
Flexion, akar gigi yang membengkok kurang dari 45º.
8.
Segmented Root adalah akar gigi yang terpisah,
biasanya karena trauma.
9.
Dwarfed Root, akar gigi yang lebih pendek dari ukuran
normal.
10.
Hypercementosis, pembentukan sementum yg berlebihan disekitar gigi
setelah gigi erupsi, biasanya karena trauma, infeksi periapikal dan
gangguan metabolisme.
11.
Enamel Pearl,
email berbentuk bulat spt mutiara terletak didaerah bifurkasi gigi molar
atas.
12.
Taurodontia, gigi dengan ruang pulpa yg sangat panjang ( tidak
ada pengecilan disekitar cemento enamel junction).
13.
Amelogenesis
Imperfecta, penyakit
keturunan yg mengganggu pembentukan email baik pd gigi susu maupun gigi
permanent. Email dpt terbentuk sedikit atau tidak sama sekali, shg mahkota gigi
terlihat kuning kecoklatan dan permukaannya kasar.
14.
Fluorosis adalah gangguan email karena kelebihan
fluor, email tampak berbintik shg terkesan gigi berlubang-lubang.
15.
High
Fever, email berbintik pd gigi
permanent, terjadi akibat demam pd masa kanak-kanak, (penyakit campak).
16.
Focal
Hypomaturation, bintik-bintik pd
lokasi tertentu, yaitu 1/3 bagian tengah mahkota gigi, sebagian akibat adanya
trauma pd pematangan matriks gigi.
17.
Dentinogenesis
Imperfecta, gigi tidak
memiliki dentin, secara klinis warna gigi terlihat kuning / abu-abu.
BAB
III
ISI DAN PEMBAHASAN
Gigi seri
(identis insisivus) adalah gigi yang terdiri satu akar yang
berfungsi untuk memotong dan mengerat makanan atau benda lainnya. Gigi seri
berada pada bagian depan dengan bentuk yang tegak dan tepi yang tajam. Seperti
sekop atau tatah.
Jika kita
tidak merawat dan jarang menggosok gigi, gigi kita akan menjadi rusak karena
sisa-sisa makanan yang menempel dalam gigi bisa membuat gigi berkarang bahkan
bolong. Menurut penelitian, anak pada usia 12, paling tidak mengalami kerusakan
satu buah gigi akibat jarang menggosok gigi dan terlalu banyak memakan permen,
sehingga harus ditambal atau dicabut. Nah, karena itu rajin-rajinlah menggosok
gigi dan jangan terlalu banyak memakan permen dan coklat. Demikian sekilas
Jenis Gigi Dan Struktur Gigi Pada Manusia, semoga bermanfaat
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
1) Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
Morfologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang bentuk gigi
2) Berdasarkan usia pertumbuhan, gigi manusia dibagi
menjadi gigi desidui (gigi susu) dan gigi permanen (gigi tetap)
3) Gigi desidui (gigi susu) terdiri dari: 2 insisivus,
1 Caninus dan 2 Molar sehingga keseluruhan gigi desidui berjumlah 20 buah
4) Dapat mengetahui cara pemeriksaan dental pada gigi
incicivus rahang kiri bawah
5) Mengetahui kelainan-kelainan pada gigi
4.2 SARAN
1. Hendaknya
penelitian berikutnya dilakukan pengelompokan berdasarkan umur dan
populasi,
bukan hanya jenis kelamin saja.
2. Penggunaan
analisis Bolton dalam menentukan rencana perawatan ortodontik
sebaiknya didukung
oleh metode analisis
4.1.2 PATIENT SAFETY
1. Hak pasien
2. Mendididik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
2. Mendididik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metoda metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
Dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
4.2.1.1 Radiasi
Sinar-X
diperlukan dalam membuat gambaran radiografi. prinsipnya, Sinar-X mampu
menembus bahan dan mencatat hasil gambaran itu pada plat film.(mungkin) ada
saja orang yang takut di rontgen karena radiasinya itu, tapi dampaknya itu gak
sebesar manfaatnya . Dengan rontgen, kita bisa melihat ada tidaknya kelainan
pada organ tubuh bagian dalam seperti tulang tanpa harus melakukan pembedahan.
Hal ini sangat menguntungkan sekali buat pasien karena tidak menimbulkan rasa
sakit.untuk diketahui, sebelum dilakukan ekspose/pengambilan gambar
terhadap pasien, Radiografer terlebih dahulu melakukan pembatasan dosis radiasi
seperti pengaturan tingkat daya tembus, pengaturan waktu, dan pembatasan
penyinaran. jadi sangat aman
4.2.1.2 ALAT DAN BAHAN PELINDUNG/ PESAWAT YANG DI GUNAKAN
a)
Safety Helmet
Berfungsi sebagai pelindung
kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara
langsung.
b) Sabuk Keselamatan (safety belt)
Berfungsi sebagai alat pengaman
ketika menggunakan alat transportasi ataupun
peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat,
alat berat, dan lain-lain)
c)
Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman
saat bekerja di tempat yang becek ataupun berlumpur.
Kebanyakan di lapisi dengan metal
untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat,
benda panas, cairan kimia, dsb.
d)
Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari
bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan
kuat. Berfungsi untuk mencegah
kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa
benda.tajam atau berat, benda
panas, cairan kimia, dsb
e)
Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada
saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan.
Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
dengan fungsi masing-masing
pekerjaan
f)
Tali Pengaman (Safety Harness)
Berfungsi sebagai pengaman saat
bekerja di ketinggian. Diwajibkan menggunakan alat
ini di ketinggian lebih dari 1,8
meter.
g)
Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Berfungsi sebagai pelindung
telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
h)
Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata
ketika bekerja (misalnya mengelas).
i) Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara
yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara buruk (misal berdebu,
beracun, dsb).
j)
Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah
dari percikan benda asing saat bekerja (misal )
pekerjaan menggerinda)
k)
Jas
Hujan (Rain Coat)
Semua jenis APD harus
digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang benar-benar sesuai dengan
standar keselamatan kerja (K3L : Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan)
4.2.1.3 MENJAGA KEBERSIHAN
1)
Senantiasa memelihara lingkungan dengan
menghayati nilai-nilai budaya, adat istiadat, agama dari penderita, keluarga
dan masyarakat pada umumnya.
2) Wajib dan tulus ikhlas terhadap pasien dengan memberikan pelayanan
terbaik terhadapnya. Apabila ia tidak mampu atau menemui kesulitan, ia wajib
berkonsultasi dengan teman sejawatnya yang ahli atau ahli lainnya.
3) Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui baik ha-sil pekerjaan
profesinya maupun dari bidang lainnya tentang keadaan pasien yang telah
bersedia dirinya untuk diperiksa.
4) Wajib melaksanakan peraturan-peraturan kebijaksanaan yang telah
digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan.
5) Demi kepentingan penderita setiap saat bekerja sama dengan ahli lainnya
yang terkait dan melaksanakan tugas secara cepat, tepat da terhormat serta
percaya diri akan kemampuan profesinya.
6)
Wajib membina hubungan kerja yang baik antara
profesinya dengan profesi lainnya demi kepentingana pelayanan terhadap
masyarakat.
4.2.2 LAMANYA
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan dental insisivus mempunyai hasil yang sangat
bervariasi tergantung pada respon imun saat pemeriksaan laboratorium dilakukan
dan lamanya kelainan yang dialami penderita.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Google
Website. 2012. Perkembangan dan pertu mbuhan gigi. Diakses
tanggal 11 Maret 2013 dari situs
2.
Beek, G. 1996. Morfologi Gigi. Jakarta: EGC
3.
PERKEMBANGAN OKLUSIhttp://rssm.iwarp.com/gigi.htm4.
4.
periode gigi bercampur pada anak http://www.infogigi.com/article/periode-gigi-bercampur-pada-anak.html
5.
Geoffrey C.Van Baek , Morfologi gigi: edisi 2; 29-713.